
Jahe Merah memiliki beberapa istilah seperti di Jawa dikenal dgn nama Jahe Sunti, di Aceh dikenal dgn nama Halia barah, di Cina terkenal dgn nama Khan Jiang atau Chiansementara dalam bahasa Inggris disebut Red Ginger, & bahasa latinnya dgn nama ilmiah Zingiber officinale Linn. Var. rubrum.
Jenis jahe ini tumbuhan terna berbatang semu tegak & tidak bercabang. Batang jahe merah berbentuk batangnya bulat, & terkenal paling pedas serta mempunyai kandungan minyak asiri yg tinggi. Karena kandungannya tersebut, jahe merah banyak dipakai sebagai obat & jamu.
Manfaat utama dari jahe merah dipercaya mampu meningkatkan stamina & kebugaran tubuh, selain itu dipakai untuk memulihkan penderita: Rematik, asam urat, perut kembung, nyeri persendian, pegal linu, sesak nafas, sering kesemutan, darah tinggi, stroke, tulang keropos, kolesterol tinggi, flu, pilek, demam, sulit tidur, & susah buang air besar.
Dengan memiliki khasiat yg banyak itu maka jahe merah di beberapa daerah di Indonesia, digunakan sebagai minuman tradisional, antara lain Bandrek, Sekoteng & Wedang Jahe di Pulau Jawa, serta Sara’ba di Sulawesi Selatan.
Kandungan senyawa kimia jahe merah
Secara umum, komponen utama senyawa kimia yg terkandung dalam jahe merah terdiri dari minyak menguap (volatile oil), minyak tidak menguap (nonvolatile oil) & pati. Minyak atsiri termasuk jenis minyak menguap & merupakan suatu komponen yg memberikan bau yg khas.
Kandungan minyak tidak menguap disebut oleoresin, yaitu suatu komponen yg memberikan rasa pahit & pedas. Rimpang jahe merah selain mengandung senyawa-senyawa kimia tersebut juga mengandung gingerol, 1,8-cineole 10-dehydro-gingerdione, 6-gingerdione,arginine, a-linolenic acid, aspartic, ?-sitostrerol, caprylic acid, capsaicin, chlorogenis acid, farnesal, farnesene, farnesl & unsur pati seperti tepung kanji, serta serat-serat resin dalam jumlah sedikit.
Berdasarkan beberapa penelitian, dalam minyak atsiri jahe terdapat unsur-unsur : n-nonylaldehyde, d-camphene, d-? phellandrene, methyl heptenone, cineol, d-borneol, geraniol, linalool, acetates & caprylate, citral, chavicol & zingiberene. Bahan-bahan tersebut merupakan sumber bahan baku terpenting dalam industri farmasi & obat-obatan.
Kandungan minyak atsiri jahe merah sekitar 2,58 – 2,72% dihitung berdasarkan berat kering. Kandungan minyak atsiri jenis jahe yg lain jauh berada dibawahnya. Ada jahe besar atau jahe badak berkisar 0,82 – 1,68% & pada jahe kecil atau jahe emprit berkisar 1,5 – 3,3%. Minyak atsiri umumnya berwarna kuning sedikit kental & merupakan senyawa yg memberikan aroma yg khas pada jahe.
Besarnya kandungan minyak atsiri dipengaruhi oleh umur tanaman. Artinya, semakin tua umur jahe tersebut, maka semakin tinggi kandungan minyak atsirinya.
Namun, selama & sesudah pembungaan, persentasi kandungan minyak atsiri tersebut berkurang sehingga dianjurkan untuk tidak melakukan pemanenan pada saat itu. dgn demikian, selain umur tanaman, kandungan minyak atsiri jahe juga dipengaruhi oleh umur panen.
Kandungan oleoresin setiap jenis jahe berbeda-beda. Oleoresin jahe bisa mencapai 3% tergantung jenis jahe yg bersangkutan. Jahe merah rasa pedasnya tinggi disebabkan kandungan oleoresinnya tinggi, sedangkan jahe gajah atau jahe badak rasa pedasnya kurang karena kandungan oleoresinnya sedikit.
http://kapsuljahemerahmurni.wordpress.com/tentang-jahe-merah/
Berbagai macam produk herbal Jahe Merah bisa anda dapatkan di link berikut ini :
1. Kapsul Ekstrak "Jahe Merah"
2. Jahe Merah Amanah + Habbatussauda
3. Teh Celup Herbal Jahe Merah
4. Instan Jahe Merah 100 gr Super Prima
5. Minuman Sehat Alami Jahe Merah Kacang Hijau
6. Instan Jahe Merah Krimer plus Propolis (JMP)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar