Seorang
ibu bercerita tentang anaknya yang ketularan sakit mata di sekolah.
Awalnya di kelas anaknya hanya ada satu murid yang menderita sakit mata.
Hari berikutnya sakit mata sudah menular dan menjangkiti belasan murid
lainnya. Tak mencapai seminggu, akhirnya hampir seluruh siswa mengalami
mata merah, berair, dan bengkak.
Penyakit
mata memang mudah menular. Cara penularan biasanya melalui media yang
secara sengaja atau tidak, sudah tersentuh penderita. Misalnya,
penderita habis mengucek mata lalu bersalaman dengan orang lain.
Akibatnya orang tersebut bisa terjangkit penyakit serupa.
PENANGANAN PERTAMA
Secara
alamiah, mata sebenarnya punya mekanisme mengatasi masalahnya sendiri.
Contohnya, debu yang masuk dan membuat mata kelilipan akan keluar dengan
hanya mengedipkan mata berulang kali. Baru kalau cara itu tidak mempan
dan mata tetap merah, maka yang pertama bisa dilakukan adalah
menganjurkan anak untuk beristirahat dan tidak keluar rumah sementara
waktu demi menghindari parahnya peradangan di mata.
Obat
tetes mata yang dijual bebas boleh digunakan, tapi jika setelah tiga
kali pemakaian mata tak menunjukkan gejala membaik maka lekaslah
memeriksakan diri ke dokter mata. Tjahjono menegaskan, obat tetes mata
tak boleh digunakan dalam jangka panjang karena justru dapat menimbulkan
peradangan/iritasi yang berkelanjutan.
BERBAGAI PENYAKIT MATA
Yang
perlu diketahui, penyakit mata sangat beragam jenisnya dan tidak
semuanya merupakan penyakit menular. Penyakit mata yang bisa menular
hanyalah yang disebabkan oleh virus maupun bakteri, sedangkan yang
disebabkan alergi tidak akan menular. Upaya penyembuhan sakit mata
akibat alergi bisa dilakukan dengan pengobatan rutin dan menjaga mata
agar bebas dari sumber-sumber peemicu seperti debu, bulu, asap, dan
lainnya.
Inilah ragam penyakit mata dan cara penanganannya seperti yang diutarakan Tjahjono:
1. KONJUNGTIVITIS (MENULAR)
Adalah
iritasi/peradangan akibat infeksi pada bagian selaput yang melapisi
mata. Gejalanya mata memerah, terasa nyeri, berair, gatal, keluar
kotoran (belekan), dan penglihatan (kabur). Penyakit yang mudah menular
dan bisa berlangsung hingga berbulan-bulan ini disebabkan beberapa
faktor, seperti infeksi virus atau bakteri, alergi (debu, serbuk, bulu,
angin, atau asap), penggunaan lensa kontak yang kurang bersih, dan
pemakaian lensa kontak jangka panjang.
Bayi
juga dapat menderita penyakit serupa. Hanya saja penyebabnya lebih
karena infeksi yang timbul ketika melewati jalan lahir. Lantaran itulah,
pada bayi penyakit ini disebut konjungtivitis gonokokal. Seperti
diketahui, jalan lahir tidaklah steril dari kuman tertentu yang mungkin
bisa menimbulkan infeksi.
Nah,
saat bayi lahir melewati jalan lahir (vagina), ia tentu akan terpapar
kuman yang ada di lokasi itu. Jika mengenai mata bisa mengakibatkan
infeksi pada mata dengan gejala mata merah dan belekan. Oleh karena itu,
pada umumnya mata bayi baru lahir akan ditetesi obat mata atau salep
antibiotika untuk mematikan bakteri yang dapat menyebabkan
konjungtivitis gonokokal.
Penanganan:
* Kompres mata dengan air hangat.
*
Gunakan obat tetes mata atau salep antibiotika sesuai resep dokter.
Biasanya penderita juga diberi tablet atau suntikan untuk mengurangi
iritasi dan gatal pada mata.
* Bersihkan tangan sebelum mengoleskan salep agar tak menimbulkan iritasi lebih parah.
*
Usahakan agar penyakit ini tidak menyebar pada orang lain, misalnya
memisahkan alat-alat yang digunakan dan tidak digunakan oleh orang lain.
2. KERATOKONJUNGTIVITAS VERNALIS (KV)
Adalah
iritasi/peradangan pada bagian kornea (selaput bening) akibat alergi
sehingga menimbulkan rasa sakit. Gejalanya: mata merah, berair, gatal,
kelopak mata bengkak, dan terjadi kotoran mata (belekan). Perlu
diketahui KV merupakan peradangan yang berulang alias musiman dan
penderitanya cenderung kambuh terutama pada musim panas. Terkadang
penderita KV mengalami kerusakan pada sebagian kecil kornea yang
menyebabkan nyeri yang akut.
Penanganan:
* Jangan menyentuh atau menggosok bagian mata karena bisa menyebabkan iritasi
* Mata dikompres dengan air hangat.
* Dokter biasanya akan memberikan obat tetes mata.
3. ENDOFTALMITIS
Merupakan
infeksi yang terjadi di lapisan mata bagian dalam sehingga bola mata
bernanah. Gejalanya berupa mata merah, nyeri, bahkan sampai mengalami
gangguan penglihatan. Biasanya terjadi karena mata anak tertusuk sesuatu
seperti lidi atau benda tajam lainnya. Infeksi ini cukup berat sehingga
harus segera ditangani karena bisa menimbulkan kebutaan.
Penanganan:
* Dokter mata biasanya memberikan obat antibiotika.
* Untuk mengeluarkan nanah yang berada di bola mata, penderita harus menjalani pembedahan.
4. SELULITIS ORBITALIS (SO)
Yaitu
peradangan pada jaringan di sekitar bola mata. Gejalanya berupa mata
merah, nyeri, kelopak mata bengkak, bola mata menonjol dan bengkak,
serta penderita mengalami demam. SO pada anak-anak sering terjadi akibat
cedera mata, infeksi sinus atau infeksi yang berasal dari gigi.
Diagnosa pasti dapat ditegakkan melalui rontgen gigi dan mulut atau CT
Scan sinus. SO yang tak segera ditangani bisa berakibat fatal, seperti
kebutaan, infeksi otak atau pembekuan darah di otak.
Penanganan:
* Untuk kasus yang tergolong ringan dapat diberikan antibiotika secara oral.
*
Pada kasus berat diberikan antibiotika melalui pembuluh darah atau
bahkan pembedahan untuk mengeluarkan nanah ataupun mengeringkan sinus
yang terinfeksi.
5. TRAKOMA (MENULAR)
Adalah infeksi pada mata yang disebabkan bakteri Chlamydia trachomatis.
Bakteri ini berkembang biak di lingkungan yang kotor atau bersanitasi
buruk. Lantaran itulah, trakoma sering menyerang anak-anak, terutama di
berbagai negara berkembang. Pemaparan bakteri berlangsung saat anak
menggunakan alat atau benda yang sudah tercemari Chlamydia seperti sapu tangan atau handuk.
Gejala
trakoma adalah mata merah, mengeluarkan kotoran (belekan), pembengkakan
kelopak mata dan kelenjar getah bening, serta kornea kelihatan keruh.
Penyakit ini sangat menular.
Penanganan:
* Jauhkan alat/benda yang sudah dipakai penderita dari anggota keluarga yang lain.
*
Penderita biasanya akan diberi salep antibiotika yang mengandung
tetracycline dan erythromycin selama sekitar satu bulan bahkan bisa
lebih.
*
Jika tak segera ditangani dapat menyebabkan pembentukan jaringan parut
di kornea sehingga menyebabkan bulu mata melipat ke dalam dan terjadilah
gangguan penglihatan.
* Jika terjadi kelainan bentuk pada kelopak mata atau kornea kemungkinan perlu dilakukan tindakan pembedahan.
6. BLEFARITIS
Di
bagian bola mata terdapat lapisan air mata yang berfungi melindungi
bola mata dari iritasi. Lapisan yang sangat halus ini terdiri atas tiga
kelenjar, yaitu kelenjar minyak, air dan lendir. Nah, blefaritis adalah
suatu peradangan pada kelopak mata karena terjadinya produksi minyak
yang berlebihan yang berasal dari kelenjar minyak tersebut. Tidak
diketahui persis mengapa produksi minyak bisa menjadi berlebihan.
Sayangnya kelebihan minyak ini ada di dekat kelopak mata yang juga
sering didatangi bakteri.
Gejala
blefaritis berupa mata merah, nyeri, panas, gatal, berair, ada luka di
bagian kelopak mata dan membengkak. Pada beberapa kasus sampai terjadi
kerontokan bulu mata. Ada dua jenis blefaritis yaitu blefaritis anterior dan blefaritis posterior.
Yang pertama merupakan peradangan di kelopak mata bagian luar depan
yaitu di tempat melekatnya bulu mata. Penyebabnya adalah bakteri
stafilokokus. Yang kedua adalah peradangan di kelopak mata bagian dalam,
yaitu bagian kelopak mata yang bersentuhan dengan mata. Penyebabnya
adalah kelainan pada kelenjar minyak.
Penanganan:
*
Salah satu upaya yang bisa dilakukan yaitu dengan cara sering
membersihkan sekitar kelopak mata untuk mengangkat minyak. Ada sejenis
pembersih khusus yang bisa digunakan.
* Untuk membunuh bakteri digunakan salep antibiotika seperti erythromycin atau sulfacetamide. Bisa juga dengan obat antibiotika oral seperti tetracycline .
7. DAKRIOSISTITIS
Penyebab dakriosistitis adalah penyumbatan yang terjadi pada duktus nasolakrimalis
yaitu saluran yang mengalirkan air mata ke hidung. Faktor alergilah
yang menyebabkan terjadinya sumbatan pada saluran tersebut. Akibatnya
adalah infeksi di sekitar kantung air mata yang menimbulkan nyeri, warna
merah dan bengkak, bahkan bisa sampai mengeluarkan nanah dan penderita
mengalami demam.
Infeksi
yang ringan biasanya akan cepat sembuh walau tetap ada pembengkakan.
Sementara yang tergolong parah dapat menyebabkan kemerahan dan penebalan
di atas kantung air mata. Jika terus berlanjut akan terbentuk kantung
nanah.
Penanganan:
* Dengan cara pemberian antibiotika oral atau melalui pembuluh darah.
* Bisa dilakukan pengompresan dengan air hangat di sekitar kantung air mata
* Jika terjadi kantung nanah maka harus dilakukan pembedahan.
8. ULKUS KORNEA (UK)
Adalah
infeksi pada kornea bagian luar. Biasanya terjadi karena jamur, virus,
protozoa atau karena beberapa jenis bakteri, seperti stafilokokus,
pseudomonas atau pneumokokus. Penyebab awal bisa karena mata kelilipan
atau tertusuk benda asing. UK terkadang terjadi di seluruh permukaan
kornea sampai ke bagian dalam dan belakang kornea. UK yang memburuk
dapat menyebabkan komplikasi infeksi di bagian kornea yang lebih dalam,
perforasi kornea (terjadi lubang), kelainan letak iris (selaput pelangi)
dan kerusakan mata.
Gejalanya mata merah, nyeri, gatal, berair, muncul kotoran mata, peka terhadap cahaya (photo phobia) , pada bagian kornea tampak bintik nanah warna kuning keputihan, dan gangguan penglihatan.
Penanganan:
*
Penderita UK perlu melakukan berbagai pemeriksaan seperti tes refraksi,
tes air mata, pengukuran kornea (keratometri), dan tes respons refleks
pupil.
* UK tingkat ringan dapat ditangani dengan obat tetes mata yang mengandung antibiotika, antivirus atau antijamur.
* Penderita yang tergolong berat kemungkinan perlu menjalani pembedahan yaitu pencangkokan kornea.
sumber : http://www.tabloidnova.com
Berbagai macam Kemasan produk Herbal bisa anda dapatkan di link berikut:
http://www.etalasemuslim.com
http://www.etalasemuslim.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar