Minggu, 23 Maret 2014

Purwaceng: Viagra dalam Herbal


Semakin berkembangnya gerakan kembali ke alam membuat penggunaan obat tradisional pun semakin meningkat. Di sisi lain, obat tradisional dituntut tidak hanya berdasarkan atau bukti empiris seperti yg selama ini terjadi. Diperlukan bukti-bukti rasional yg bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah. dgn begitu obat tradisional bisa menjadi bagian dari sistem pelayanan kesehatan formal yg penggunaannya dapat berdampingan dgn obat modern.

Menurut dr. Niniek S. Anwar dalam Seminar Setengah Hari “Menguak Manfaat Herbal Bagi Vitalitas Seksual” yg diselenggarakan majalah Intisari di Hotel Santika, Jakarta, 13 Oktober 2001, dari 30.000 jenis tumbuhan di Indonesia 1.200 jenis diantaranya merupakan tumbuhan obat. Industri baru bisa menyerap 200 jenis. Salah satu jenis obat tradisional yg beredar di masyarakat adalah penambah stamina khusus pria. Obat tradisional ini mengandung bahan atau tumbuhan yg dikenal sebagai afrodisiak, yg kemungkinan bekerja secara hormonal maupun nonhormonal karena pada umumnya cara kerja obat tradisional belum bisa diungkapkan secara rinci seperti halnya obat modern. Afrodisiak berasal dari kata Aphrodite, Dewi Kecantikan & Cinta dalam mitologi Yunani kuno.
Beberapa tumbuhan yg dikenal sebagai afrodisiak adalah ginseng yg berasal dari Korea (Panax ginseng), pasak bumi (Eurycoma longifolia Jack) yg banyak dijumpai di Amuntai, Kalimantan Selatan (di Malaysia dikenal dgn nama tongkat ali), serta purwoceng (Pimpinella pruacen) yg banyak dijumpai di daerah Pegunungan Dieng, Jawa Tengah. Beberapa tumbuhan lain yg secara empiris digunakan sebagai afrodisiak bisa dilihat dalam tabel.
 
Bisa melancarkan peredaran darah
Pada umumnya penggunaan tumbuhan obat sebagai afrodisiak lebih banyak berdasarkan kepercayaan & pengalaman turun-temurun dalam masyarakat. Meski begitu, telah banyak dilakukan penelitian untuk mengetahui kepastian khasiat suatu tumbuhan obat. Sayang, sebagian besar belum sampai tahap akhir.
Dari beberapa penelitian awal, tumbuhan afrodisiak mengandung senyawa-senyawa turunan saponin, alkaloid, tanin, & senyawa-senyawa lain yg secara fisiologis dapat melancarkan sirkulasi atau peredaran darah pada sistem saraf pusat (serebral) atau sirkulasi darah tepi (perifer). Efek meningkatkan sirkulasi darah itu juga terjadi pada genitalia pria. Beberapa penelitian pada binatang juga menunjukkan adanya aktivitas hormonal yakni hormon androgenik.
 
Peningkatan sirkulasi darah ini akan memperbaiki aktivitas jaringan tubuh sehingga secara tidak langsung akan memperbaiki fungsi organ. Sebagai akibat mekanisme tersebut, maka suatu obat tradisional jenis afrodisiak bisa digunakan untuk meningkatkan stamina.
Beberapa tumbuhan yg telah teruji secara klinis (dalam dosis tertentu) dapat meningkatkan stamina antara lain Panax ginseng, Siberian ginseng, Tribulus terrestris L., Muria puama (Ptychopetalum olacoides), Damiana (Turnera aphrodisiaca), Corynanthe yohimbe.
Disharmoni kehidupan seksual
Pemanfaatan obat tradisional dalam pengobatan belum optimal karena pada umumnya penggunaannya masih dalam lingkup masyarakat tradisional & bersifat turun temurun. Belum menjadi bagian dari sistem pelayanan kesehatan formal. Ada perbedaan yg mencolok antara keduanya. Pada sistem turun temurun penggunaannya berdasarkan pengalaman, sementara pada sistem pelayanan kesehatan formal, penggunaan suatu obat didasarkan pada bukti-bukti ilmah yg dapat dipertanggungjawabkan.
Masyarakat, khusunya kaum pria, menggunakan obat tradisional yg mengandung bahan afrodisiak untuk meningkatkan gairah seksual atau mengobati gangguan seksual, semisal impoten. Akan tetapi, beberapa penelitian menunjukkan bahwa tidak semua afrodisiak berkhasiat dalam mengatasi gangguan seksual. Memang, ada beberapa yg bisa meningkatkan stamina sebagai akibat meningkatnya sirkulasi darah.
Menyinggung gangguan seksual, Prof. Dr. dr. Wimpie I. Pangkahila mengingatkan bahwa setiap gangguan (baik yg dialami pria atau wanita) bisa mengakibatkan disharmoni kehidupan seksual. Lebih jauh ia mengelompokkan gangguan (disfungsi) seksual berdasarkan jenis kelamin. Pada pria, disfungsi seksual meliputi: gangguan dorongan seksual (GDS), disfungsi ereksi, gangguang ejakulasi (baik dini maupun terhambat), disfungsi orgasme, & dispareunia. Sementara pada wanita: gangguan dorongan seksual, dorongan seksual hipoaktif, gangguan aversi seksual, gangguan bangkitan seksual, & gangguan orgasme.
Menurut Wimpie, sekitar 10 – 15% pria yg menikah mengalami disfungsi ereksi & sekitar 20 – 30% mengalami ejakulasi dini. Pada wanita, angka disfungsi seksual lebih banyak lagi, 25 – 50%. Wimpie mengungkapkan bahwa dari 4.135 perempuan yg datang berkonsultasi atas inisiatifnya sendiri atau melalui pasangannya, ternyata 2.302 (55,7%) mengaku tidak pernah mencapai orgasme & 527 (12,7%) jarang mencapai orgasme. Dari yg tidak pernah mencapai orgasme, 60 (2,6%) mengalami dispareunia, 67 (2,9%) mengalami dorongan seksual hipoaktif, & 27 (1,2%) menderita vaginismus.
Perlu pertimbangan
Penelitian terhadap tanaman yg secara empiris diyakini bermanfaat dalam memperbaiki fungsi seksual merupakan upaya ke arah penemuan obat baru untuk mengatasi disfungsi seksual. Tentu saja penelitian harus dilakukan dgn mengikuti prinsip penelitian ilmiah, antara lain harus dilakukan oleh peneliti dgn kualifikasi ilmiah yg tepat.
Pada saat ini sedang dilakukan penelitian buta ganda. Hasil sementara (dibandingkan dgn kelompok plasebo) menunjukkan bahwa obat tersebut dapat meningkatkan dorongan seksual, meningkatkan kesegaran fisik, & memperbaiki nilai ereksi & rigiditasnya. Kita tunggu saja bagaimana hasil akhirnya.
Sambil menunggu, jika terpaksa mengonsumsi obat tradisional sebagai afrodisiak beberapa faktor perlu dipertimbangkan:
Apakah penderita menggunakannya atas kemauan sendiri atau dgn bantuan orang lain tanpa diketahui penyebab atau diagnosis yg pasti?
Obat tradisional yg dipakai apakah terstandar, berapa dosisnya, & lama pengobatannya?
Apakah hanya didasarkan pada pengalaman empiris?
Atas pertimbangan obat tradisional lebih jarang menimbulkan efek sampingan dibandingkan dgn obat modern, maka penelitian-penelitian terus dilakukan untuk membuktikan efektivitasnya. Selain tak berefek sampingan, bahan obat tradisional mudah didapat sehingga lebih terjangkau oleh daya beli masyarakat.

Sekilas tentang Purwaceng
Purwaceng (Pimpirelia Pruatjan) adalah sejenis tumbuhan perdu yg memiliki khasiat dari menjaga vitalitas seksual sampai dgn menjaga stamina tubuh. Tumbuhan ini tergolong tumbuhan langka. Ia hanya bisa ditemukan di dataran tinggi Dieng, itupun tidak di semua lokasi. Hal inilah yg membuat Purwaceng berbeda dgn tumbuhan yg lain.
Sumber : http://purwaceng-online.blogspot.com
http://opixwillurof.blogspot.com/2010/12/purwaceng-viagra-dalam-herbal.html

Berbagai macam produk herbal Purwoceng bisa anda dapatkan di link berikut ini :
1. Kapsul ekstrak purwoceng(produk Pasutri)
2. LHIPURECENG (Membantu Memelihara Stamina Pria)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar