
Sebagai saluran terakhir pencernaan makanan, usus berpotensi terkena kanker dari makanan yg kita konsumsi. Ada lima stadium dgn sifat masing-masing & besaran kemungkinan bertahan hidup yg semakin kecil bagi pasien.
Gejala
- Lelah, sesak napas waktu bekerja, & kepala terasa pening.
- Pendarahan pada rektum, rasa kenyang bersifat sementara, atau kram lambung serta adanya tekanan pada rektum.
- Adanya darah dalam tinja, seperti terjadi pada penderita pendarahan lambung, polip usus, atau wasir.
- Pucat, sakit pada umumnya, malnutrisi, lemah, kurus, terjadi cairan di dalam rongga perut, pembesaran hati, serta pelebaran saluran limpa.
- Kontak dgn zat-zat kimia tertentu seperti logam berat, toksin, & ototoksin serta gelombang elektromagnetik.
- Pola makan yg buruk, antara lain terlalu banyak daging & lemak yg tidak diimbangi buah & sayuran segar yg banyak mengandung serat.
- Zat besi yg berlebihan diantaranya terdapat pada pigmen empedu, daging sapi & kambing serta tranfusi darah.
- Lemak jenuh & asam lemak omega-6 (asam linol).
- Minuman beralkohol, khususnya bir. Usus mengubah alkohol menjadi asetilaldehida yg meningkatkan risiko menderita kanker kolon.
- Obesitas.
- Bekerja sambil duduk seharian, seperti para eksekutif, pegawai administrasi, atau pengemudi kendaraan umum.
- Fiberoptik kolonoskopi:
Memasukkan sejenis pipa terbuat dari serat optik ke dalam usus melalui anus (dubur). Kamera yg terdapat pada alat itu bisa digunakan untuk melakukan pemeriksaan apakah dalam usus terdapat polip atau tidak. - CT Scan.
- Pemeriksaan darah:
Menentukan tumor marker CEA (carcino-embryonis antigen) dalam darah.
- Kemoterapi
- Radiasi
- Operasi:
Pemotongan usus besar yg sakit, & menyambungkan kembali dua ujung bagian usus besar yg sehat. - Teknik laparoskopi:
Melalui beberapa lubang kecil yg dibuat dibeberapa titik di perut. Operasi dilakukan dgn alat-alat kecil yg dioperasikan lewat lubang-lubang itu & dipantau lewat layar monitor.
- Konsumsi banyak makanan berserat. Untuk memperlancar buang air besar & menurunkan derajat keasaman, kosentrasi asam lemak, asam empedu, & besi dalam usus besar.
- Asam lemak omega-3, yg banyak terdapat dalam ikan tertentu.
- Kosentrasi kalsium, vitamin A, C, D, & E & betakarotin.
- Susu yg mengandung Lactobacillus acidophilus.
- Berolahraga & banyak bergerak sehingga semakin mudah & teratur untuk buang air besar.
- Hidup rileks & kurangi stres.
Seperti halnya deteksi dini kanker mulut rahim menggunakan papsmear atau untuk kanker payudara memakai mamografi, terhadap kanker kolon pun bisa dilakukan deteksi dini.
Deteksi dini kanker kolon dianjurkan kepada mereka yg telah menginjak usia 50 tahun. Tetapi bagi mereka yg memiliki riwayat keluarga pernah terkena kanker ovarium, kolon & kanker paru, disarankan melakukan deteksi dini sebelum usia 50 tahun.
Kanker kolon dianggap sebagai penyakit yg perjalanannya lambat. Karena itu masyarakat dianjurkan melakukan deteksi dini melalui pemeriksaan darah yg ada dalam tinja & kolonoskopi.
“Sebaiknya deteksi dini dilakukan sejak usia 40 tahun bagi yg memang memiliki riwayat ketiga jenis kanker tersebut dalam keluarganya,” kata dr Aru W Sudoyo, konsultan hematologi & onkologi medik dari FKUI/RSUPN Cipto Mangunkusumo kepada Media Indonesia, pekan lalu di ruang kerjanya.
Apalagi bagi mereka yg telah mengalami gejala, seperti perdarahan pada saat buang air besar & tertutupnya jalan usus atau penyumbatan,” lanjut Aru, deteksi dini sangat disarankan. Menurut Aru, beberapa prosedur deteksi dini kanker kolon antara lain:
- Pemeriksaan colok dubur oleh dokter bila seseorang mencapai usia 50 tahun. Pemeriksaan tersebut sekaligus untuk mengetahui adanya kelainan pada prostat.
- Setelah itu, dilakukan pemeriksaan laboratorium yaitu pemeriksaan darah samar (occult blood) secara berkala, apakah terdapat darah pada tinja atau tidak. Kemudian pemeriksaan secara visual dgn endoskopi di kolon atau disebut kolonoskopi. Pemeriksaan kolonoskopi atau teropong usus ini dianjurkan segera dilakukan bagi mereka yg sudah mencapai usia 50 tahun.
- Pemeriksaan kolonoskopi relatif aman, tidak berbahaya, namun pemeriksaan ini tidak menyenangkan. Kolonoskopi dilakukan untuk menemukan kanker kolorektal sekaligus mendapatkan jaringan untuk diperiksa di laboratorium patologi. Pada pemeriksaan ini diperlukan alat endoskopi fiberoptik yg digunakan untuk pemeriksaan kolonoskopi. Alat tersebut dapat melihat sepanjang usus besar, memotretnya, sekaligus biopsi tumor bila ditemukan.
- Cara lain untuk menunjang diagnosis kanker kolon adalah dgn enema barium. Pada pemeriksaan enema barium, bahan cair barium dimasukkan ke usus besar melalui dubur & siluet (bayangan)-nya dipotret dgn alat rontgen. Pada pemeriksaan ini hanya dapat dilihat bahwa ada kelainan, mungkin tumor, & bila ada perlu diikuti dgn pemeriksaan kolonoskopi.
- Pemeriksaan ini juga dapat mendeteksi kanker & polip yg besarnya melebihi satu sentimeter. Kelemahannya, pada pemeriksaan ini tidak dapat dilakukan biopsi.
- Dengan kolonoskopi dapat dilihat kelainan berdasarkan gambaran makroskopik. Bila tidak ada penonjolan atau ulkus, pengamatan kolonoskopi ditujukan pada kelainan warna, bentuk permukaan, & gambaran pembuluh darahnya. Aru mengatakan dgn deteksi dini diharapkan kanker kolon dapat segera ditangani atau diterapi. Beberapa terapi, seperti kemoterapi & radiasi dapat dilakukan untuk mengatasi kanker kolon
Berbagai macam produk herbal untuk penyakit kanker bisa anda dapatkan di link berikut ini :
1. Kapsul Temu Putih Dr. Liza
2. Kapsul Mahkota Dewa Dr. Liza
3. Kapsul Ekstrak KANKERATIA (Kanker, Tumor)
4. Kapsul Ekstrak Daun Sirsak Tazakka
5. Kapsul Ekstrak "Sarang Semut" Tazakka
6. Kapsul Ekstrak Keladi Tikus "Keladikaps" (Kanker, Tumor)
7. Kemofit (untuk Penderita Kanker)
8. BEN CA LANG (Herbal Kanker)
9. Albimor Al Biruni (Membunuh Kanker & Tumor)
10. LHIFORCAN (Membantu Mengatasi Kanker & Tumor)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar